Selalu kita dengar ayat ini,
"Assobru Minal Iman" Sabar itu separuh daripada iman.
"Innallah ha ma'assobirin" Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.Jelasnya Allah sangat suka mendampingi orang-orang yang sabar.
Sebenarnya sabar kita berada pada kedudukan yang mana??
adakah pada keadaan ini," Sabar aku ada tahapnya.."
Pernah saya dengar seorang penceramah terkenal berkata,orang yg mengungkapkan "sabar aku ada tahapnya" sebenarnya adalah orang yang tidak sabar.
atau kita masih lagi menilai dari sudut mana cantik dan indahnya sabar..
Tertarik saya berkongsi makna disebalik indahnya sabar seusai membaca coretan tentang ini.
Syahdu bunyinya kan,Sabar itu Indah dan Sabar itu Cantik,
Sukar untuk saya gambarkan adakah saya mampu menjadi seorang yang sangat sabar dan tabah saat ujian getir menghimpit diri saya.Bolehkah saya menjadi sesabar insan-insan yang selalu diuji dengan pelbagai ujian yang bertimpa-timpa.
Bukan saya katakan saya tidak pernah diuji,saya juga insan biasa yang sangat jauh dari sifat maksum,sering diduga dan diuji dengan pelbagai cara..Mungkin kita diuji dengan perkara yang sama tapi cara penyelesaian yang berbeza.
Ujian yang paling saya takuti ialah kehilangan orang tersayang dalam hidup.Sebagai seorang muslim saya percaya mati itu pasti,telah ditetapkan, DIA tidak akan lambatkan atau cepatkan walau seminit pun.Semuanya telah ditentukan.Namun sebagai manusia yang punya sangat banyak kelemahan diri ini,kehilangan orang yang kita sayang sering menyebabkan kita hilang punca dan mudah merasa kecewa,seolah-olah hidup sudah tidak bermakna lagi.Sebab itulah penelitian nilai sabar seharusnya dalam lingkup yang lebih holistik,dan sesungguhnya sangat benarlah perihal "Sabar itu separuh daripada iman",jika tidak punya sabar manusia boleh bertindak diluar batas rasionaliti seorang insan.
Bila sabar mendampingi, kita akan mudah merasa tenang dan pasrah.Hidup terpimpin,jiwa terbimbing, kedamaian dan ketenangan datang seiring.
Sungguh sabar itu cantik..! melalui sabar secara tidak langsung akan menemukan penilaian kendiri siapa diri kita untuk mempersoalkan mengapa aku diuji,kita hanya hamba Allah yang memang layak diuji lagi diduga.Sekaligus kita mula merasakan kerdilnya diri..
Memetik kata-kata ini " Sesungguhnya tidak beriman seseorang itu selagi tidak diuji",maknanya kekebalan iman dan kekuatan pasakkan iman seseorang akan dinilai melalui bagaimana bentuk dan cara dia melalui ujian yang dihadirkan untuknya.
Adakah dia sabar,redha dan bangkit berusaha untuk mengubah keadaan itu.
Sifat sabar sebenarnya bukan menyebabkan kita tewas dan kalah,sabar pada pandangan rohani adalah kemenangan kita melenyapkan bisikan dan godaan syaitan yang sering mahu menundukkan dan memesongkan manusia daripada akur dan percaya pada takdir.
Sebahagian penjustifikasian indahnya sabar telah penulis temui,namun penulis masih lagi meneliti dan mencari bagaimana cara mahu memiliki "nilai secantik sabar"...Wallahua'alam..
No comments:
Post a Comment